Sifat-Sifat Yang Perlu Dimiliki Oleh Wirausaha



Sifat-sifat yang harus dimiliki dalam berwirausaha pada prinsipnya adalah sifat atau dasar atau watak manusia sesuai dengan fitrah manusia sendiri, yakni :
1.        Percaya Diri
Sifat-sifat utama di atas dimulai dari pribadi yang mantap, tidak mudah terombang-ambing oleh pendapat dan saran orang lain. Akan tetapi, saran-saran orang lain jangan ditolak mentah-mentah, pakai itu sebagai masukan untuk dipertimbangkan, kemudian anda harus memutuskan segera. Anda harus optimis, orang optimis asal tidak ngawur, Insya Allah bisnisnya akan berhasil.
Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang jasmani dan rohaninya. Pribadi semacam ini adalah pribadi yang independen dan sudah mencapai tingkat maturity. Karakteristik kematangan seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, dia memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, obyektif, dan kritis. Dia tidak begitu saja menyerap pendapat atau opini orang lain, tetapi dia mempertimbangkan secara kritis. Emosionalnya boleh dikatakan sudah stabil, tidak gampang tersinggung dan naik pitam. Juga tingkat sosialnya tinggi, mau menolong orang lain, dan yang paling tinggi lagi ialah kedekatannya dengan Khaliq sang pencipta, Allah Swt. Diharapkan wirausahawan seperti ini betul-betul dapat menjalankan usahanya secara mandiri, jujur, dan disenangi oleh semua relasinya.
2.        Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Orang ini tidak mengutamakan prestise dulu, prestasi kemudian. Akan tetapi, ia gandrung pada prestasi baru kemudian setelah berhasil prestisenya akan naik. Anak muda yang selalu memikirkan prestise lebih dulu dan prestasi kemudian, tidak akan mengalami kemajuan. Pernah ada seorang mahasiswa yang mengikuti praktik perniagaan di suatu perguruan, ia malu menjinjing barang belanjaannya ke atas angkot dia menjaga gengsinya dengan mencarter mobil taksi. Kebanyakan anak remaja tidak mau berbelanja ke pasar menemani ibunya karena gengsi. Padahal dengan ikut menemani ibu dan melihat suasana pasar, banyak pengalaman bisa diperoleh. Berbagai motivasi akan muncul dalam bisnis jika kita berusaha menyingkirkan prestise. Kita akan mampu bekerja keras, enerjik, tanpa malu dilihat teman, asal yang kita kerjakan itu pekerjaan halal.
3.        Pengambilan Resiko
Anak muda sering dikatakan selalu menyenangi tantangan. Wirausaha penuh resiko dan tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku dan sebagainya. Namun semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan sudah matang, membuat pertimbangan dari segala macam segi, maka berjalanlah terus dengan tidak lupa berlindung kepada-Nya.
4.        Kepemimpinan
Sifat kepemimpinan memang ada dalam diri masing-masing individu. Namun sekarang ini, sifat kepemimpinan sudah banyak dipelajari dan dilatih. Ini tergantung kepada masing-masing individu dalam menyesuaikan diri dengan organisasi atau orang yang dipimpin.
Ada pemimpin yang disenangi oleh bawahan., mudah memimpin sekelompok orang, ia diikuti, dipercayai oleh bawahannya. Namun ada pula pimpinan yang tidak disenangi oleh bawahan, atau dia tidak senang pada bawahannya, ia banyak curiga pada bawahannya. Ia mau mengawasi bawahannya tetapi tidak ada waktu untuk itu. Menanam kecurigaan pada orang lain, pada suatu ketika kelak akan berakibat tidak baik pada usaha yang sedang dijalankan. Pemimpin yang baik harus mau menerima kritik dari bawahan, ia harus bersifat responsif.
5.        Keorisinilan
Sifat orisinil ini tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Yang dimaksud orisinil disini ialah ia tidak hanya mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinil ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu. Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tetapi produk tersebut mencerminkan hasil kombinasi baru atau reintegrasi dari komponen-komponen yang sudah ada, sehingga melahirkan sesuatu yang baru. Bobot kreativitas orisinil suatu produk akan tampak sejauh manakah ia berbeda dari apa yang sudah ada sebelumnya. 
6.        Berorientasi ke Masa Depan
Seorang wirausaha haruslah prespektif, mempunyai visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak kemana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui apa yang akan dilakukan oleh pengusaha tersebut berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebh baik dari pada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktivitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Fadel Muhammad menyatakan ada tujuh ciri yang merupakan identitas melekat pada diri seorang wirausaha.
a.        Kepemimpinan
Ini adalah faktor kunci bagi seseorang wirausaha. Dengan keunggulan bidang kepemimpinan, maka seseorang wirausaha akan sangat memperhatikan orientasi pada sasaran, hubungan kerja/personal dan efektifitas. Pemimpin yang berorientasi pada ketiga faktor diatas, senantiasa tampil hangat, mendorong pengembangan karir stafnya, disenangi bawahan dan selalu ingat pada sasaran yang hendak dicapai. 
b.        Inovasi
Inovasi selalu membawa perkembangan dan perubahan ekonomi, demikian dikatakan oleh Joseph Schumpeter. Teori Schumpeter merangsang seseorang untuk berinovasi. Inovasi yang dimaksud bukanlah suatu temuan yang luar biasa, tetapi suatu temuan yang menyebabkan berdaya gunanya sumber ekonomi kearah yang lebih produktif. Seorang wirausahawan, sebagai innovator harus merasakan gerakan ekonomi di masyarakat. Persoalan-persoalan yang muncul dari gerakan ekonomi tersebut selalu diantisipasinya dengan penggunaan inovasi. 

c.         Cara Pengambilan Keputusan
Menurut ahli kedokteran mutakhir terdapat perbedaan signifikan antara fungsi otak kiri atau fungsi otak kanan. Otak kiri berfungsi menganalisa atau menjawab pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana. Otak kanan berfungsi melakukan pemikiran kreatif tanpa didahului suatu argumentasi. Otak kiri dan otak kanan senantiasa dilakukan secara bersama-sama. Setiap orang akan berbeda tekanan pemakaian kedua otak itu. Ada yang cenderung didominasi oleh otak kanan. Pandangan ini diungkapkan oleh Roger Sperry pada tahun 1981, ia mendapat hadiah Nobel atas pembuktiannya tentang teori otak terpisah ini. Secara umum dari 95 % orang yang menggunakan tangan kanan (tidak kidal), bagian kiri otak tidak hanya mengendalikan bagian kanan tubuhnya tetapi juga melakukan pemikiran yang analitis, linier, verbal, dan rasional. Fungsi otak kiri lah yang bekerja apabila anda membuat neraca pembukuan, mengingat nama dan tanggal, atau penyusunan tujuan dan sasaran. Bagian otak kanan mengendalikan bagian kiri tubuh manusia dan bersifat holistik, imajinatif, non-verbal, dan artistik. Apabila anda mengingat kembali wajah orang, perasaan indahnya musik, atau membayangkan sesuatu, berarti anda memfungsikan otak sebelah kanan.
Seorang wirausahawan adalah mereka yang cenderung didominasi oleh otak kanan. Itulah yang mendorong bekerjanya intuisi dan inisiatif seorang wirausaha yang seakan-akan memiliki indera ke enam.
d.        Sikap Tanggap Terhadap Perubahan
Sikap tanggap wirausahawan terhadap perubahan relatif lebih tinggi dibanding dengan orang lain. Setiap perubahan oleh seorang wirausahawan dianggap mengandung peluang yang merupakan masukan dan rujukan terhadap pengambilan keputusan. 
e.         Bekerja Ekonomis dan Efisien
Seorang wirausahawan melakukan kegiatannya dengan gaya yang smart (cerdas, pintar, bijak) bukan bergaya seorang mandor. Ia bekerja keras, ekonomis dan efisien, guna mencapai hasil maksimal.

f.         Visi Masa Depan
Visi ibarat benang merah yang tidak terlihat yang ditarik sejak awal hingga keadaan yang terakhir. Visi -pada hakekatnya merupakan pencerminan komitmen-kompetensi-konsistensi.
g.        Sikap Terhadap Resiko
Seorang wirausahawan adalah penentu resiko dan bukan sebagai penanggung resiko. Sebagaimana dinyatakan Drucker, mereka yang ketika menetapkan sebuah keputusan telah memahami secara sadar resiko yang bakal dihadapi, dalam arti resiko itu sudah dibatasi dan terukur. Kemudian kemungkinan munculnya resiko itu diperkecil. Dalam hal ini penerapan inovasi merupakan usaha yang kreatif untuk memperkecil kemungkinan terjadinya resiko. 
7.        Kreativitas
Menurut Conny Setiawan (1984:8), kreativitas diartikan sebaga kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru. Produk baru artinya tidak perlu seluruhnya baru, tapi dapat merupakan bagian-bagian produk saja.
Contoh: Seorang wirausaha membuat berbagai kreasi dalam kegiatan usahanya, seperti susunan barang, pengaturan rak pajangan, menyebarkan brosur promosi dsb. Jadi kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsure, data, variable; yang sudah ada sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2011. Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum. Bandung: 
Alfa Beta.
Masykur, Wiratmo. 1994. Kewirausahaan: Seri diktat kuliah. Jakarta: Gunadarma.
Meredith, Geoffrey G. 2002. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Jakarta: PPM.
Soemanto, Wasty. 1989. Pendidikan Wiraswasta. Jakarta: Bina Aksara.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Welcome To My Blog